Thursday, November 17, 2016

November 2016

Setelah dua tahun blog ini vakum akhirnya bisa nemuin lagi password yang selama ini geregetan sendiri lupa.

Hai usia 23, kamu gak muda lagi Nadya. Setelah tahun kemarin sudah resmi lulus dari Binus, gelonggongan lemak ini mencoba untuk masuk ke dunia advertising. Banyak orang yang nanya kenapa gak masuk ke dunia broadcast secara dari awal kuliah ikut radio kampus dan magang sekaligus bikin skripsi di NET apalagi dulu jaman SMA juga pernah magang jadi fotografer di Kompas. Ada juga yang nanya kenapa gak ngelanjutin ngurusin event secara udah 5 tahun berturut turut bantuin Java Festival Production dalam berbagai acara musik besarnya salah satunya Java Jazz Festival. Jawabannya simple aja kok hehehe, pengen nyoba yang lain aja. Terkesan kaum millenial banget ya pola pikirnya, tapi sejujurnya dibalik alasan tersebut hanya karena ingin tumbuh dan mengembangkan karier. Karena pada dasarnya tetap masih cinta dengan dunia kreatif dalam mewujudkan atau mengikuti proses dari sebuah ide yang dituangkan dari coretan lalu bertransformasi menjadi sebuah karya hingga mampu dinikmati oleh khalayak ramai.

Buat yang kepo nanya mulu, hehehehehehehehehehehehehehehehehehehe awal tahun udah enggak sama dia lagi kok. But thats ok, kan semua yang diawali dengan baik baik harus diakhiri dengan baik baik juga, walau sekarang jadinya canggung sehingga menghilang tanpa jejak karena satu sama lain gila banget sama yang namanya kerja. Gluck for your new position mybro!

Mari kita skip curcolnya

Tahun lalu berawal dari masuk divisi Innovative Business Development di salah satu agency advertising lokal yang cukup besar di Indonesia, kantornya terletak di dekat kandang macan Ragunan sehingga cukup 45 menit saja dari rumah. Jadi researcher itu ternyata cukup seru, di sini dapat ilmu banyak dan yang selalu diingat adalah untuk menciptakan sesuatu harus didasari dengan melihat perkembangan pasar dengan beragam kebutuhan konsumen dan akan di-adjust dengan input dari klien. Sekali lagi semua itu bergantung pada kondisi ekonomi yang ada di negara ini. Kok sampe lihat ekonomi? Lebay banget ya hahaha tapi suer itu ngaruh misalnya dari saham si kompetitor x lagi anjlok nih berarti kita bisa lebih ngegenjot promosi tapi ambil sisinya dari segi y. Itu contoh aja ya hehehehe. Di kantor ini awalnya ditugasin bikin competitor review aja, berlanjut dengan membuat kliping koran setiap hari untuk nge-track kondisi pasar serta perekonomian. Serta menggali insight dari konsumen juga merupakan hal terpenting. Data tersebut bagaikan senjata dalam proses brainstorming, gak heran dalam riset juga diperlukan wawancara indepth dan menggunakan beberapa teknologi jaman sekarang untuk ngintilin si konsumen dalam kesehariannya. Tapi ya walau udah seberapa indepth hasilnya sekarang kembali lagi ke seberapa peka si strategist dalam mengolah data untuk menghasilkan sebuah formulasi yang akan dijadikan sebuah pegangan oleh tim account dan tim kreatif. Hmmmm bukan agency namanya kalau gak ada drama antara team account dan team kreatif, pastinya ada saja titik saling menyalahkan dan saling beranggapan tim lawannya tidak becus. Ini yang bikin jadi sedikit heran, bukankah dalam sebuah tim harusnya bisa saling back up satu sama lain sehingga lebih erat dan enak kerjanya? 

Setelah 9 bulan mencoba di ATL (above the line, bentuk promosi dengan target audiens luas serta lebih mengedepankan dalam menjelaskan sebuah konsep/ide/gagasan. karena tidak adanya interaksi khusus dengan audience, maka bentuk medianya itu berupa iklan dalam tv, radio, billboard, hingga media cetak. duuuh berasa lagi uts hehehehe), pengembara ini melanjutkan perjalanannya dengan berkecimpung dalam digital agency. Alasan utama pengen digital karena jaman sekarang semua sudah berbasis digital, dengan budget yang tidak sebesar atl namun impactnya bisa sebesar atl. Apalagi rich media tersebut bisa mencakup target yang cukup luas, spesifik dan memiliki fasilitas interaksi secara langsung. Campaign di digital bisa dikatakan sekarang sangat berkembang dan unik karena mampu menggunakan berbagai media untuk dieksplor dengan ide yang lebih kreatif, dari menggunakan hashtag lalu muncul keberadaan selebritis sosial media yang ikut mempromosikan, dibantu lagi dari sosial media brand ambasador dan kekuatan materi dari own social media yang dimiliki oleh brand tersebut. Honestly di kantor yang terletak di Dharmawangsa ini, wah beneran deh setiap hari kaya nambah mulu ilmu pengetahuan. Karena sebagai account executive harus bisa menjaga mood tim kreatif, komunikasi yang baik dalam scheduling bersama project manager serta bisa mengembalikan bola ke klien tanpa melewati deadline. Komunikasi internal maupun eksternal adalah pegangan utama dalam posisi ini, namun sayang karena ada beberapa hal yang membuat diri ini meledak sehingga di antara bulan ketiga jalan keempat, saya pun memutuskan tidak melanjutkan kesempatan emas tersebut. Sayang sekali rasanya, meninggalkan tim yang begitu solid, atasan yang sangat supportif, senior yang selalu mengajari dari titik nol belum mengerti apa apa serta klien yang bisa dikatakan mentor eksternal yang selalu memberikan pembelajaran menarik.

Kini.......saya tetap di dunia advertising, namun mengenai detailnya akan saya ceritakan pada postingan selanjutnya ya!

Loveyou